• Breaking News

    Final liga Champion 2015 Juventus vs Barcelona : Ajang duel memburu Treble Winners

    Final liga Champion 2015 Juventus vs Barcelona : Ajang duel memburu Treble Winners
    prediksiextra.com
    Pertandingan final liga Champion musim 2014-2015 mempertemukan klub raksasa Italia Juventus melawan jawara Spanyol Barcelona. Partai puncak kali ini akan menjadi ajang bagi kedua klub untuk memburu titel treble winners. Perjalanan Juventus  meraih juara liga Italia begitu mulus karena tidak ada lawan sepadan di kompetisi Seri-A. Sedangkan Barcelona harus bersaing dengan duo klub Ibu kota, Real Madrid dan Atletico yang terus membayangi hingga akhir musim. Gelar Copa Italia kesepuluh diraih Juventus setelah menjungkalkan Lazio dan Barcelona berhasil mengalahkan Atletic Bilbao pada final Copa del Rey.  

    Final kali ini akan diselenggarakan di stadion Olympiastadion yang berada di pusat kota Berlin pada tanggal 6 Juni 2015. Stasiun lokal SCTV akan menayangkan secara langsung minggu dini hari, pukul 01.45 WIB. Baik Juventus dan Barcelona sama-sama berambisi untuk dapat memenangkan piala si kuping besar. Duel penuh drama pasti akan tersaji di laga akbar ini. Berikut serba-serbi partai final liga Champion 2015 :

    Data dan Fakta final Liga Champion 2015

    1. Memperebutkan Treble Winners

    Dalam sejarah klub sepak bola Eropa, hanya ada tujuh tim yang berhasil mengakhiri musim dengan meraih treble winner. Bisa mengawinkan trofi liga domestik, piala liga dan liga Champion akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi sebuah klub. Barcelona sendiri telah meraihnya saat masih di tangani oleh Pep Guardiola. Berikut 7 tim yang berhasil menyabet 3 gelar sekaligus dalam satu musim :
    1. Glasgow Celtic musim 1966-1967 (menang 2-1 atas Inter Milan)
    2. Ajax Amsterdam musim 1971-72 (menang 2-0 atas Inter Milan)
    3. PSV Eindhoven musim 1987-1988 (menang 6-5 lewat adu pinalti atas Benfica)
    4. Manchester United musim 1998-1999 (menang 2-1 atas Bayern Munchen)
    5. Barcelona musim 2008-2009 (menang 2-0 atas Manchester United)
    6. Inter Milan musim 2009-2010 (menang 2-0 atas Bayern Munchen)
    7. Bayern Munchen musim 2012-2013 (menang 2-1 atas Borussia Dortmund)

    Andai Barcelona dapat memenangkan laga ini, maka Alzugrana akan menjadi satu-satunya tim yang mampu meraih treble winners dua kali. Juventus sendiri berambisi meraih treble winners untuk pertama kalinya sekaligus  menjadi ajang pembuktian jika sepak bola Italia masih dapat bersaing di level tertinggi liga antar klub eropa. 



    2. Final ke-6 Italia vs Spanyol


    Lolosnya wakil Italia dan wakil Spanyol pada laga puncak tahun ini menjadi pertemuan yang ke-6 sepanjang sejarah liga Champion (dulunya piala Champion). Untuk sementara wakil Spanyol patut berbangga karena dapat memenangkan partai lebih banyak saat melawan wakil Italia. Real Madrid dua kali mengalahkan wakil Italia, Kemenangan El Real atas AC Milan musim 1957-1958 mampu di ulangi pada edisi final musim 1997-1998 saat menghentikan perlawanan Juventus. Barcelona sendiri berhasil memenangi liga Champion untuk pertama kali setelah behasil menumbangkan Sampdoria musim 1991-1992.

    Wakil Italia hanya mampu membalas dua kali lewat Internazonale Milan yang berhasil mengalahkan Real madrid musim 1963-1964. Sedangkan satu partai final menjadi milik AC Milan setelah berhasil menghentikan laju Barcelona musim 1993-1994.

    Jika Juventus dapat memenangkan laga final edisi ke-6 antara wakil Italia vs wakil Spanyol akan sama kuat saling mengalahkan. Namun sebaliknya, jika Barcelona juara maka dominasi wakil Spanyol atas wakil Italy akan semakin menjauh.

    3. Harapan di final ke-8

    Final liga Champion musim ini merupakan final ke-8 bagi La Vecchia Signora maupun Blaugrana. Tentu saja harapan kedua klub tersebut untuk meraih trofi sangat besar. Apalagi Juventus baru memenangkan trofi antar klub benua biru ini dua kali. Juventus meraih gelar liga Champion pertama pada era pelatih Trapatoni musim 1984-1985 dengan mengalahkan Liverpool 1-0.lewat gol Michael Platini. Sedangkan musim 1995-1996, si Nyonya Tua berhasil meraih trofi kedua setelah menumbangkan juara bertahan Ajax Amsterdam lewat drama adu pinalti 4-2. Pada final edisi 1972-1973, 1982-1983, 1996-1997, 1997-1998 dan 2002-2003 Juventus mengalami kekalahan. Pastinya gelar ketiga akan menjadi asa yang diharapkan hadir oleh segenap punggawa dan fans klub yang bermarkas di kota Torino ini.

    Sementara Barcelona meraih titel juara lebih baik dalam 7 edisi final Liga Champion. Empat trofi berhasil di gondol pada tahun 1991-1992, 2005-2006, 2008-2009 dan terakhir 2010-2011. Blaugrana layak disebut klub paling sukses abad ini karena berhasil meraih tiga gelar hanya dalam tempo 6 tahun. Barcelona berambisi meraih trofi kelima agar sejajar dengan empat tim lain yang telah lebih dulu memenangkan liga Champion lima kali atau lebih. Rival abadi Azulgrana, Real madrid memuncaki daftar juara sebanyak 10 kali. Disusul AC Milan 7 kali, Liverpool dan Bayern Munchen masing-masing 5 kali. 

    4. Pertahanan tangguh vs Serangan maut

    Sepak bola Italia terkenal dengan filosofi permainan Catenaccio, yaitu sistem pertahanan gerendel khas Italia yang sangat sulit ditembus oleh lawan. Hal ini sepertinya menempel erat pada Juventus sejak mendominasi Serie A empat musim belakangan. Klub asuhan Massimiliano Allegri ini merupakan klub dengan pertahanan terbaik didunia.  Dalam 152 laga selama empat musim terakhir, si nyonya tua hanya kebobolan 91 gol atau rata-rata 0,6 gol per partai membuat Juventus layak disebut sebagai tim dengan pertahanan tangguh di Eropa.

    Trio BBC yang meliputi Barzagli, Bonucci dan Chielini sangat tangguh dalam menjaga daerah pertahanan. Di bawah mistar, Gianluigi Buffon memberikan rasa aman untuk menjaga gawang agar tidak kebobolan. Sejak Juventus memulai laga dari fase grup, Buffon hanya 7 kali kebobolan dalam 11 kali penampilan dengan mencatat clean set 5 kali. 

    Tentunya pertahanan yang tangguh dari BBC plus Buffon menjadi modal bagus untuk melawan Barca yang mempunyai serangan paling mematikan di Eropa. 

    Bagaimana dengan Barcelona? Pertahanan klub asal Catalan ini memang tidak memiliki pertahanan setangguh Juventus. Namun disisi penyerangan, Blaugrana memiliki trio MSN yaitu Messi, Suarez dan Neymar yang telah mengemas 120 gol disemua kompetisi musim ini. Lawan El Barca selalu dibuat kelimpuhan ketika menghadapi tiga pemain Amerika Latin ini.

    Messi telah mengemas 10 gol musim ini sama seperti Cristiano Ronaldo. Jika Messi berhasil mencetak gol maka Messi akan menjadi top skor sepanjang sejarah Liga Champion. Rekan satu klub La Pulga, Neymar mengoleksi 9 gol. Peluang menjadi top skor terbuka lebar jika berhasil mencetak minimal 2 gol sementara Messi gagal mencetak gol. 

    Juventus yang memiliki pertahanan terbaik di Eropa dengan trio BBC melawan Barcelona yang mengandalkan trio MSN pasti akan menyajikan duel terbaik pada laga ini. 

    5. Road to Final

    Musim ini Juventus bergabung di Grup A bersama finalis musim lalu, Atletico Madrid, Malmo dan Olympiacos. La Vecchia Signora mengawali face grup dengan kemenangan meyakinkan atas Malmo 2-0 di kandang. Di matchday dua dan ketiga, Juventus terpaksa mengakui keunggulan Atletico dan Olympiacos yang masing-masing menang tipis 1-0. Dua kekalahan beruntun yang diderita Juventus mampu dibalas pada pertandingan berikutnya melawan Olympiacos 3-2 dan 2-0 versus Malmo. Di laga terakhir face grup, Juventus ditahan imbang 0-0 Atletico di kandang sehingga harus puas duduk di posisi kedua.

    Babak 16 besar, pada Leg I Juventus harus bertemu Borussia Dortmund yang merupakan juara grup. Juventus berhasil mengalahkan Dortmund 2-1 dan memantapkan lolos ke babak perempat final setelah membantai klub asal Jerman 3-0 pada leg kedua. Pada babak 8 besar, Juventus harus meladeni klub Prancis, AS Monaco. Pertandingan berjalan cukup alot karena si Nyonya Tua hanya berhasil menang 1-0 di kandang. Juventus berhak lolos ke semifinal setelah pada leg kedua berhasil menahan imbang 0-0.

    Los Galacticos menunggu Juventus di semi final. Para pengamat memprediksi langkah Juventus akan terhenti di babak ini. Namun nasib berkata lain, Mantan pemain binaan Madrid, Alvaro Morata berhasil menenggelamkan bintang sekelas Ronaldo dan Garent Bale dengan mencetak  dua gol di dua leg semi final. Juventus menang 2-1 dikandang dan berhasil menahan imbang 1-1 di Santiago Bernabeu. 

    Azulgrana memiliki trisula sekelas Messi, Suarez dan Neymar serta pemain tengah kelas dunia macam Xavi, Ineista dan Sergio Basque, tak heran jika El Barca dapat mencapai babak final Liga Champion musim ini. Pertandingan face grup pertama, penampilan Barca kurang memuaskan mesti menang 1-0 atas Apoel. Bahkan di matchday kedua PSG berhasil menumbangkan juara eropa 4 kali 3-2. Namun, sepertinya permainan Barcelona mulai nyetel dengan pelatih baru pada pertandingan berikutnya. Empat laga face grup di sapu bersih dengan kemenangan meyakinkan.Ajax dibantai 3-1 di kandang dan mengulanginya pada leg berikutnya dengan kemenangan 2-0. Apoel menjadi korban selanjutnya setelah digilas 4 gol tanpa balas dan ditutup dengan menang 3-1 atas PSG. Barca berhak menjadi juara grup dengan torehan 15 poin.

    Di babak 16 besar, Barca harus melawan Manchester City. Dalam dua leg, The Cityzen harus mengakui keunggulan Azulgrana 2-1 dan 1-0. Di babak 8 besar, Barcelona kembali harus bersua dengan PSG untuk kedua kalinya musim ini. Lagi-lagi Barca melewati babak 8 besar dengan dua kemenangan 3-1 di kandang PSG. Sementara di Cam Nou, Tim Catalan kembali memenangkan laga dengan skor 2-0.

    Babak semi final melawan Bayern Munchen menjadi kenangan tersendiri bagi sejumlah punggawa El Barca. Mantan pelatih yang dua kali mengantarkan klub berkostum merah biru meraih gelar Liga Champion datang sebagai lawan. Pep Guardiola menjadi pelatih Munchen sejak musim lalu. Namun, reuni antara eks pelatih dan pemain ini harus diakhiri dengan kekalahan 3 gol tanpa balas yang dimenangkan Barcelona. Munchen membalas kekalahan di leg kedua. Tetapi kemenangan 3-2 tidak cukup meloloskan FC Hoolywood ke final musim ini.

    Prediksi pertandingan Juventus vs Barcelona


    1. Barcelona di favoritkan juara


    Beberapa rumah taruhan menempatkan wakil spanyol, Barcelona untuk memenangi duel memburu treble winners musim ini. Pejuang Barca menang adalah 65-35 dibandingkan Juventus. Secara keseluruhan, langkah Barcelona memang cukup mentereng selama perjalanan face grup maupun sistem gugur. Barca hanya menelan dua kekalahan dan 10 kemenangan dari 12 kali bertanding. Catatan golnya cukup impresif, yakni 28 gol.

    Juventus sendiri cukup terseok di face grup dan hanya bertengger diposisi kedua dengan 3 kali menang, 1 kali imbang dan 2 kali kalah. Catatan pertandingan dari babak 16 besar sampai semifinal sebenarnya kurang memuaskan. Dari 6 kali pertandingan melawan Dortmund, AS Monaco dan Real madrid. Juventus memenangi 4 laga dan 2 imbang. Pundi-pundi gol pun lebih minim dibandingkan Azulgrana dengan 16 gol.

    2. Juventus berharap keajaiban


    Pencapain si nyonya tua dalam laga puncak di Berlin ini mengejutkan banyak pihak. Banyak yang menduga bahwa Juventus beruntung mendapat lawan yang tidak terlalu berat sepanjang musim ini. Hanya dua klub asal kota Madrid yang menjadi lawan kuat sepanjang gelaran liga Champion musim ini.


    Atletico mampu mengungguli Juventus di face grup sehingga berhak menjadi juara grup. Sedangkan pada babak semi final, Juve mesti menghadapi juara bertahan Real Madrid. Banyak bursa taruhan yang memperkirakan langkah La Vecchia Signora akan terhenti di babak ini. Tapi keajaiban masih menyelimuti Juventus, Madrid yang memiliki skuat dengan nilai dua kali lebih besar di bandingkan pemain Juventus mampu di kalahkan.

    Para punggawa Juventus mengharapkan keajaiban terus menaungi hingga final melawan Barcelona 6 Juni nanti. Dalam sejarah final Liga Champion, banyak cerita manis ketika tim yang tidak diunggulkan mampu menjuarai turnamen antar klub Eropa itu.

    3. Perkiraan pemain partai final di Berlin

    Juventus dan Barcelona pasti akan melakukan yang terbaik di laga final ini. Palatih kedua kubu pasti akan menurunkan skuad terbaik dalam menghadapi laga akbar ini. Sayangnya, Juventus kehilangan salah satu bek tangguh mereka, Andrea Barzagli yang harus menepi karena cidera. Sepertinya Massimiliano Allegri harus meninggalkan formasi andalannya 3-5-2. Formasi empat bek akan di usung kembali sama seperti saat melawan El Real.

    Mengandalkan empat bek untuk menghadapi trio MSN sepertinya tidak akan cukup. Butuh dua-tiga gelandang pekerja keras untuk menahan variasi serangan trisula amerika latin ini. Tugas tersebut akan di emban oleh Marchisio, Paul Pogba dan Vidal. Selain membantu Pirlo untuk mengatur serangan. Dalam penyerangan, Kecepatan penyerang utama mereka, Carlos Teves akan sangat diandalkan.

    Striker yang tengah naik daun, Morata tentu paham betul kualitas Barcelona. Sedikit pengalaman saat masih berseragam Real Madrid akan dijadikan modal Morata untuk menjebol jala gawang El Barca.

    Barcelona sendiri akan tetap memainkan gaya khas mereka, tiki-taka. Musim ini gaya permainan khas klub asal Catalan itu sedikit di modifikasi oleh pelatih Luis Enrique. Kedatangan Luiz Suarez dan Rakitic awal musim ini mengubah gaya tiki-taka andalan El Barca ditambah skema serangan balik menjadi gaya baru. Terbukti 120 gol tercipta lewat kaki dan kepala Messi, Suarez dan Neymar yang bergantian mencetak dan memberi assist.

    Lini tengah tetap menjadi poros utama penyerangan Barcelona. Kepiawaian Andres Ineista untuk menusuk dari lini kedua akan menyulitkan Juventus. Selain itu akan ada duel pengatur serangan kelas atas yang mempertemukan Xavi dan Pirlo. Kedua pemain adalah roh permainan tim sehingga Juve dan Barca akan mati-matian menjaga dua penggawa ini.

    Di bawah Mistar gawang, Buffon yang sarat pengalaman internasional akan berusaha keras menahan gempuran Neymar dan kawan-kawan. Messi menjadi pemain yang paling di waspadai oleh Buffon. Pemain berkaki kidal ini sulit dihentikan hanya dengan satu atau dua pemain saja. Pergerakannya sangat lincah dan sulit ditebak. 

    Ter Stegen memulai musim pertama dengan catatan gemilang. Pemain anyar Barcelona ini mencatat clean set terbanyak yakni 6 kali. Akan sulit bagi penyerang Juventus untuk menjebol gawang Ter Stegen.

    Susunan pemain yang akan diturun pada final Liga Champion 2014-2015 antara Juventus vs Barcelona :

    Juventus      : Formasi 4-3-1-2
    Kiper           : Buffon-1
    Bek             : Chiellini-3, Bonucci-19, Evra-33, Lichistheiner-26
    Gelandang : Marchisio-8, Pogba-6, Pirlo-21, Vidal-23
    Penyerang  : Tevez-10, Morata-9

    Cadangan : Storari-30, Ogbonna-5, Padoin-20, sturaro-27, Pereyra-37, Llorente-14,Matri-32

    Barcelona  : Forrmasi 4-3-3. 
    Kiper           : Ter Stegen-13
    Bek             : Pique-3, Mascherano-14, J.Alba-18, Dani Alves-22
    Gelandang : Xavi-6, Basquets-5, Ineista-8
    Penyerang : Messi-10, Neymar-11, Suarez-9.

    Cadangan : Bravo-1, Bartra-15, Adriano-2, Mathieu-24, Rafinha-12, Rakitic-4, Pedro-7

    Duel antar Lini

    1 Kiper (Juventus 50-50 Barcelona)

    Memiliki Buffon dalam tim membuat Juventus patut berbangga. Pemain langganan timnas Italy ini memiliki jam terbang paling banyak diantara pemain lain serta kapten tim yang disegani. Rekor pribadi telah ia torehkan sepanjang kariernya dan ia layak masuk sebagai salah satu kiper legendaris dunia. Memenangi liga Champion tentu akan menjadi kado indah bagi Buffon yang selama ini belum pernah meraihnya. Musim ini Buffon bermain 11 kali dengan waktu 990 menit.

    Sementara dikubu El Barca, Ter Stegen bermain cukup gemilang musim ini. 6 Clean set dari 12 laga menunjukkan kapasitasnya. Barca merasa tenang menyerahkan tugas dibawah mistar pada kiper yang didatangkan awal musim  ini.

    2. Bek (Juventus 60-40 Barcelona)

    Boleh dibilang kualitas bek Juventus lebih bagus dibandingkan Barcelona. Catatan tak pernah kebobolan lebih dari 25 gol per musim selama 4 tahun terakhir membuktikan hal itu. Sulit bagi striker manapun untuk menembus pertahanan yang dikomando oleh Chiellini dan Bonucci. 

    Jangan lupakan Lichistheiner, meskipun cidera lutut sempat menghampirinya. Bek asal Swiss ini mencetak rekor di liga Champion dengan daya jelajah mencapai 135.158 kilometer dalam 12 penampilan. belum ada satupun pemain yang dapat mencapai angka tersebut. Patrik Evra akan melengkapi formasi empat bek Juventus. Pengalaman mencicipi 2 partai final dan sekali menjuarai membuat pengalaman bek Prancis dapat ditularkan oleh pemain lain.

    Barcelona sendiri musim ini harus memaksimalkan kinerja Mascherano yang sebenarnya berposisi sebagai gelandang bertahan. Namun duetnya dengan Pique cukup tangguh menahan gempuran lawan. 

    Dani Alves dan Jordi Alba akan tetap menjadi andalan untuk membantu pertahanan dan sesekali keluar untuk membantu serangan. Duel di lini pertahanan nampaknya akan menjadi milik Juventus.

    3. Gelandang (Juventus 45-55 Barcelona)

    Pirlo dikenal sebagai salah satu pengatur serangan terbaik didunia. Usianya yang telah mencapai 36 tahun tidak menurunkan performanya. Terbukti Juventus sangat mengandalakan pemain veteran ini. Pengalaman juara Liga Champion bersama AC Milan akan menjadi modal berharga dalam menghadapi Barcelona.

    Pogba yang tengah naik daun, Vidal yang semakin matang serta Marchisio yang menyuguhkan penampilan memukau musim ini menjadi andalan lini tengah Juventus. Menghadapi Barcelona yang mengandalkan tiki-taka pasti akan sangat merepotkan tiga gelandang pekerja keras ini. 

    Ineista musim ini memiliki tokoh sentral sebagai motor serangan menyusul menurunnya performa Xavi. Pemain yang sangat di cintai pendukung Spanyol ini akan di bantu Rakitic dan Basquets. Sepertinya Barcelona akan sedikit unggul dalam penguasaan bola. 

    4. Penyerang (Juventus 40-60 Barcelona)

    Mengandalkan Teves dan Morata di lini depan menjadi pilihan terbaik musim ini. Tevez telah mengemas 6 gol sementara Morata 4 gol. Dua gol dicetak Morata saat menghadapi bekas klubnya, Real Madrid. Pemain bertahan Barca harus ekstra ketat menjaga Teves maupun Morata.

    Trisula Barcelona akan menjadi ancaman serius bagi Juventus. Lengah sedikit saja maka penyesalan yang akan didapatkan. Munchen telah merasakan hal itu, Messi dengan bebas melesakkan 2 gol ke gawang Bayern pada leg I semi final. Bagaimana dengan Neymar dan Suarez? Bagi Neymar, pertandingan ini akan menjadi motivasi untuk mencetak gol agar peluang menjadi top skor Liga Champion terealisasi. Sementara Suarez telah membuktikan bahwa perengkrutan diawal musim tidak sia-sia. Trio MSN telah mengemas 25 dari 28 gol Barcelona di Liga Champion. Sungguh pencapaian sangat istimewa. 

    Kita tunggu saja, apakah Juventus yang mengandalkan pertahanan kokoh yang akan jadi juara atau Barcelona dengan penyerangan terdasyat yang akan meraih super treble winners musim ini.

    5. Duel no punggung 10 asal Argentina

    Dalam pertandingan final liga Champion 2015 akan mempertemukan dua punggawa timnas Argentina yang menjadi bintang di klub masing-masing. Carlos Tevez dan Lionel Messi memberi jaminan mutu untuk merobek jala gawang lawan Juventus maupun Barcelona.

    Pertemanan sesama Argentina sepertinya harus di kesampingkan pada laga final ini. Carlitos tentu ingin mengangkat trofi kuping besar untuk kedua kalinya setelah sebelumnya meraihnya bersama Manchester United. Sementara La Pulga ingin membawa pulang trofi untuk ketiga kalinya. 

    Penampilan impresif Tevez dan Messi akan sangat menentukan pertandingan musim ini. 


    6. Pembuktian pelatih kurang pengalaman

    Baik Juve dan Barca musim ini sama-sama mendatangkan pelatih anyar. Massimiliano Allegri dan Luis Enrique membawa ide baru di klubnya masing-masing. Akan menjadi catatan penuh sejarah jika mampu menjuarai Liga Champion musim ini. 

    Sejauh ini, hanya ada lima pelatih yang mampu membawa timnya juara pada musim pertama. Jupp Heynchkes menjadi pelatih pertama yang mampu melakukannya ketika menukangi Madrid musim 1997-1998. Di ikuti Vecente del Bosque pada tim yang sama musim 1999-2000. Selanjutnya Rafael Benitez bersama Liverpool musim 2004-2005, Pep Guardiola musim 2008-2009 ketika melatih Barcelona. Terakhir Carlo Ancelotti melakukannya untuk Madrid musim lalu. 

    Namun, empat diantaranya harus mengorbankan gelar domestik untuk dapat menjuarai liga Champion kala itu. Hanya Guardiola saja yang sanggup menyabet gelar treble winners dimusim pertamanya melatih sebuah klub. Allegri dan Enrique tentu ingin menjadi pelatih kedua yang mampu melakukannya.

    Racikan siapa yang lebih manjur antara dua pelatih hebat ini. Apakah Allegri yang mengusung gaya bertahan khas Italy dipadukan dengan determinasi gelandang pekerja keras ataukah tiki-taka dengan variasi serangan balik super cepat ala Enrique? Kita saksikan saja di SCTV hari minggu pagi pukul 01.45.





              2 komentar:

              Fashion

              Beauty

              Travel