• Breaking News

    Cerita lucu Abu Nawas mengecoh monyet

    Salam sobat, kali ini saya ingin berbagi cerita tentang tingkah lucu tokoh dari kisah 1001 malam. Siapa dia? Siapa lagi kalo bukan Abu Nawas. Kelucuan dan kecerdikannya sudah tersebar diseluruh pelosok negeri. Nah, sekarang saya ingin menuliskan cerita lucu Abu Nawas saat mengecoh seekor monyet. 

    Abu Nawas sedang berjalan-jalan dipusat keramaian kota. Dia melihat ada kerumunan orang pada bersorak dan bertepuk tangan. Penasaran, Abu Nawas menanyakan pada kawannya yang kebetulan berjumpa dengannya.

    "Ada kerumunan apa orang-orang disana?" bertanya Abu Nawas.
    "Ada pertunjukan sirkus keliling dan ada monyet ajaibnya."
    "Maksudnya monyet ajaib seperti apa?" tanya Abu Nawas lagi penasaran.
    "Monyet itu bisa mengerti bahasa manusia Nawas. Tidak hanya itu, si monyet hanya mau menuruti perintah tuannya saja. kata kawan Abu Nawas menimpali.

    Rasa penasaran mulai merayapi pikiran Abu Nawas. Segera dia mendekati kerumunan itu untuk melihat monyet yang dikatakan ajaib. Abu Nawas kesulitan untuk melihat monyet ajaib itu karena begitu banyaknya orang yang menonton pertunjukan. Sementara si pemilik monyet merasa senang karena pertunjukannya ramai penonton sehingga dia menawarkan hadiah bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet peliharaannya mengangguk.

    Banyak penonton yang maju kedepan untuk mengikuti tawaran si pemilik monyet. Bereka berusaha dengan berbagai cara agar si monyet mengangguk-ngangguk, Namun usaha mereka sia-sia. Si monyet tetap saja menggeleng-gelengkan kepalanya.

    Akhirnya Abu nawas dapat menerobos kerumunan penonton, melihat kegigihan si monyet yang tetap menggeleng ketika penonton satu persatu maju kedepan, Abu Nawas jadi semakin penasaran. dia maju kedepan dan berhadap-hadapan dengan si monyet. Sorak sorai penonton menyemangati Abu Nawas, mereka yakin kalau Abu Nawas akan membuat si monyet menggeleng.

    "Tahukah kamu siapa aku?" tanya Abu Nawas
    Si monyet menggeleng.
    "Tidak takutkah kamu kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi.
    Tetap saja si monyet menggelengkan kepalanya.
    "Apakah kamu tidak takut dengan majikanmu?" Abu Nawas memancing pertanyaan.
    Si monyet terdiam, dia mulai ragu unuk menggeleng.
    "Baiklah, jika kamu diam saja. Akan kulaporkan pada majikanmu! Ancam Abu Nawas sambil berpura-pura beranjak pergi.
    Akhirnya dengan terpaksa si monyet mengangguk.

    Penonton memberi tepuk tangan atas keberhasilan Abu Nawas yang telah berhasil membuat si monyet mengangguk. Abu Nawas pun pulang dengan membawa segepok uang perak sebagai tanda keberhasilan membuat si monyet mengangguk.

    Sementara majikan si monyet itu bukan main marahnya sehingga si monyet dipukuli hingga kesakitan karena telah membuat si monyet malu. Akhirnya dia melatih si monyet agar tetap mengangguk-angguk. Esok hari dia ingin membalas kekalahannya. Dia mengancam si monyet kalau sampai terpancing sama penonton, terutama Abu Nawas. Dia akan menghukumnya lebih berat lagi.

    Besoknya sang majikan menggelar pertunjukan lagi. Kali ini dia menantang penonton agar bisa membuat si monyet menangguk-angguk. .Bahkan untuk hadiahnya dinaikkan dua kali lipat. Para penonon satu persatu maju kedepan untuk mencoba. Namun berbagai cara dilakukan tetap saja si monyet menggeleng. Tidak ada penonton yang berhasil menjawab tantangan si pemilik monyet itu hingga akhirnya Abu Nawas maju kedepan untuk mencobanya lagi.

    "Tahukah kamu siapa aku?" tanya Abu Nawas
    Si monyet mengangguk.
    "Apa kamu tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi.
    si monyet mengangggukkan kelapa lagi.
    "Apakah kamu tidak takut dengan majikanmu?" Abu Nawas memancing pertanyaan seperti kemarin.
    Si monyet terdiam sesaat, namun karena takut dengan ancaman majikannya akhirnya dia tetap mengangguk.

    Kali ini si pemilik monyet dan para penonton berfikir jika Abu Nawas akan gagal. Tetapi Abu nawas tidak kehilangan akal, dia mengeluarka bungkusan kecil yang berisi balsam.

    "Tahukah kamu apa yang ada ditanganku ini?" tanya Abu Nawas.
    Si monyet tetap menganggukkan kepala.
    "Bolehkah jika ku gosokkan balsam ini diselakanganmu?"
    Si monyet mengangguk lagi.
    Abu nawas mulai mengoleskan balsam ke selakangan si monyet hingga merasa kepanasan.

    Melihat gelagak si monyet yang mulai panik, Abu Nawas mengeluarkan kantong cukup besar dan berisi balsem yang lebih besar lagi. "Maukah kamu jika balsem ini ku oleskan keselakanganmu hingga habis?" Abu Nawas mulai mengancam.
    Si monyet mulai ketakutan. Dia lupa dengan ancaman majikannya hingga akhirnya menggeleng-gelengkan kepala.

    Tepuk tangan penonton bergemuruh kembali melihat Abu Nawas sukses membuat si monyet menggeleng. Abu Nawas dengan akalnya yang cerdik akhirnya mampu menaklukan kegigihan si monyet membuat sang majikan merah padam.

    Jangankan seekor monyet, manusia paling cerdik sekalipun bisa Abu Nawas taklukan.



    1 komentar:

    Fashion

    Beauty

    Travel